Laman

Minggu, 05 Agustus 2012

CinTa????


Ya ampun.. sebenarnya cinta itu apa sih?
Kenapa setiap gue denger kata itu selalu ada perasaan aneh di hati gue??
Menakutkan.. sekaligus juga terasa menyenangkan..
Oh.. pliss!! Semoga bukan Cuma gue satu-satunya yang ngga ngerti sama yang namanya cinta!!
Katanya kalau kena penyakit cinta, semua yang sedang dilakukan akan menjadi cinta itu sendiri dan katanya si cinta itulah yang selalu terlihat pertama di mata.. apa benar?
Dan kalau memang itu yang namanya cinta..
Apakah orang asing yang Cuma numpang lewat dalam kehidupan gue.. namun meninggalkan luka yang amat dalam.. amat menyakitkan, sekaligus menyadarkan gue betapa pentingnya peka terhadap situasi dan dia juga yang mengajari gue tuk membuka mata bahkan dia juga mengetuk pintu hati gue.. itu juga dinamakan cinta??
Tapi kenapa dia ninggalin gue? Dia pergi gitu aja.. tanpa pamit.. tanpa menutup hati gue yang udah terbuka?? kenapa?? kenapa mesti gue?? Kenapa ngga dari awal aja dia pergi?? Kenapa dia pergi disaat pintu hati gue terbuka untuknya??
Oke.. cinta itu bukan didatangi.. tapi mendatangi..
Sesuatu yang ngga pernah bisa gue mengerti..
Mungkin orang akan bilang gue itu bodoh.. lemah.. pengecut.. karena gue ngga bisa jujur dengan diri gue sendiri.. selalu menutupi apa yang gue rasakan.. berlagak seakan-akan gue tegar.. tapi gue hanya mebohongi orang-orang..
Huh.. gue benci diri gue yang dengan mudahnya melepaskan cinta yang udah lama gue tunggu-tunggu Cuma demi sebuah kata yang dinamakan sahabat!!
Bahkan sahabat yang mengkhianati gue.. taukah dia seberapa besar pengorbanan gue?? Taukah dia gue terluka karenanya?? Jawabnya tentu aja ngga.. walau gue tahu dia mengkhianati gue.. gue ngga pernah benar-benar marah didepan dia.. gue memendam semuanya.. yah, gue emang Cuma pengen melihat orang lain bahagia.. biar gue yang mengalah.. gue rela melepas kebahagiaan gue demi orang lain agar mereka bahagia.. awalnya itulah yang gue pikir tentang cinta..
Tapi.. gue capek terus-terusan begini.. cih.. gue emang mendukung mereka.. selalu membantu mereka.. mendekatkan mereka.. dan memang berhasil.. tapi disisi lain hati gue ngga bisa berhenti menangis.. gue bisa menahan tangisan mata gue.. tapi gue ngga bisa menahan tangisan hati gue.. jeritan hati gue..
Salah ngga sih kalau gue ingin bercerita kepada orang-orang tentang perasaan gue selama ini..?? karena gue ngga bisa berkata.. gue Cuma bisa menuliskan.. kalau aja semua orang bisa membaca semua diary gue.. tapi gue ngga mau.. gue ngga mau membuat orang lain sedih karena gue.. gue mau semua orang bahagia.. apalagi itu karena gue..
Hmm.. orang-orang hanya tahu gue adalah orang yang ngga bisa dewasa.. sikap gue selalu kekanak-kanakan.. ngga pernah bisa melakukan hal seperti remaja pada umumnya.. gue seperti ngga beranjak dari kanak-kanak.. gue menyukai hal-hal yang berbau anak kecil.. tapi menurut gue hal-hal itu ngga hanya milik anak kecil..
Alasan gue untuk ngga bisa berkomitmen juga karena gue masih kecil.. karena emang itulah yang mereka tahu tentang gue.. gue suka dianggap anak kecil.. walau doa mereka selalu mengatakan “semoga loe jadi dewasa yah..!!” haha.. gue tetap anak kecil yang mereka kenal..
Wanita yang percaya bahwa dirinya tetap manusia yang utuh tanpa pria, tetapi juga menikmati hidup membiarkan semua mengalir dengan wajar, tak ada yang perlu dikejar. Selama kita tetap
membuka diri untuk bertemu banyak orang, seseorang yang istimewa akan datang pada saat yang tepat..

NYESEK BANGET !!!!


 “Jadi, kita sampai disini?” Tanyaku lagi, untuk memastikan.
“Ya, aku sudah memilih, dan orang itu bukan kamu.” Jawabnya singkat, dadaku sesak.
“Kenapa?” Aku masih bertanya, dengan tangis yang ditahan ditenggorokan, perih.

“Karena aku lebih dulu mengenalnya dan kamu tidak lebih baik dari dia.” Jawabnya seadanya, sedapatnya.
“Tapi, aku sayang sama kamu, maksudku apa kamu memikirkan perasaan aku?” Ucapku tertunduk, nafasku sesak.
“Untuk apa memikirkan perasaan seseorang yang baru berkenalan denganku? Ah, kamu ini terlalu idiot buat bicara tentang cinta. Kita cuma saling tertarik dan terbawa situasi. Itu aja kok! Kamu yang membuat semuanya bermasalah!” Bentaknya kasar, aku terdiam.
“Aku selalu gagal untuk mengerti kamu dan aku selalu sulit untuk mengetahui jalan pikirmu, tapi apa kamu pernah sadar bahwa aku masih berusaha untuk sepadan denganmu?”
Dengan tatapan gusar, dia berjalan ke arahku, tiba-tiba saja lengannya sudah berada dipundakku, pelukan yang sama dari lengan yang sama, lengannya, “Jangan kamu kira aku tidak terluka, sebenarnya aku mencintaimu dengan susah payah, nyatanya aku juga terluka, tapi aku harus memilih, Dear. Jangan kira aku akan mudah melupakan kamu.”
Bahuku basah oleh air matanya, aku sama sepertinya, rapuh dan lemah, tapi kami bertahan untuk tetap terlihat tegar dan kuat, “Kau tahu? Aku juga tetap berjuang walau penuh luka, hanya untuk mencintaimu, kurelakan waktuku, kubiarkan hatiku menyimpan perihnya.”
Perlahan, dia lepaskan peluknya, lalu dia menyorot mataku dalam-dalam, “Aku tahu, Sayang. Walau kita belum lama berkenalan, kita banyak kesamaan, ada diriku dalam dirimu, ada dirimu dalam diriku. Sebenarnya, aku tak mau ada air mata, sungguh. Aku benci menangis, karena dari dulu orangtuaku mengajarkanku untuk tetap kuat.”
“Jadi, kamu tak akan kembali lagi?”
“Mungkin, kalau kita berjodoh pasti Tuhan mengizinkan kita bertemu lagi, kalau aku tak kembali, berarti kau harus temukan bahagiamu sendiri. Jatuh cintalah, pada orang lain, selain aku.”
“Perpisahan memang selalu butuh air mata. Kembalilah kalau kau temukan jalan buntu, berbaliklah. Aku masih menunggumu, di belakangmu.”
“Tolong, jangan tunggu aku, nanti aku tak punya rasa bebas untuk melangkah, aku takut langkahku tersendat.”
“Why do you do this to me? Why do you do this so easily?”
“Setidaknya kau tahu, aku mencintaimu. Jangan Pernah menungguku!”
“Mau berjanji satu hal? Kamu harus bahagia bersamanya.”
Senyum miris terpasang jelas dibibirnya, peluknya kembali meringankan bebanku, “Kenapa orang baik sepertimu harus mengenal orang jahat sepertiku? Tuhan kadang tak adil.”
“Tuhan mau aku mengenal orang yang salah sebelum aku temukan orang yang tepat untukku.” Ucapku melemah, tawa dan tangisku menyatu dengan hujan yang mulai mengulurkan benang-benang basahnya, ada irama sederhana saat kami berpeluk dibawah hujan kala itu.
Perpisahan memang selalu jadi peran antagonis.............

SEMUA yang KITA RASAKAN TENTANG CINTA

Asumsi-asumsi gue terhadap cinta terkadang ber macam-macam. Tergantung suasana hati gue saat itu. Mulai dari sinis karna baru aja ditinggal orang tersayang, lantas menyalahkan cinta. seneng karna baru aja di tembak cewe blesteran lalu berfikir, ‘gila, cinta itu indah ya’. Ngerasa cinta nggak adil karna ngeliat temen yang mukanya kaya lap keset bisa dapet cewe keturunan indo. Atau malah beranggapan cinta itu nggak jauh dari yang namanya materi, karna ngerasa setiap jalan, minimal harus bersusah payah buatngeluarin dompet.
Terkadang gue juga sering berfikir kalau cinta itu egois. Cinta itu nggak pernah mikir tentang perasaan orang lain. Dan cinta itu pasti menyakitkan. Mengingat gue sering jadi korban ke egoisan cinta(maaf jadi curhat).


baru aja kemarin kita ketawa lepas bareng seseorang yang kita sayangi, eh besok atau lusa dia meninggalkan kita demi satu alasan yang nggak pernah jelas. Namun satu hal yang selalu gue yakini, kalau cinta itu pasti nggak suka dipaksa. Cinta itu harus tumbuh dari rasa ketulusan. Bukan paksaan. Cinta itu juga harus tumbuh dari ke ikhlasan dan rasa saling melengkapi. Bukan malah mencari sedikit celah demi mencari kekurangan pasangan kita.


baru-baru ini gue putuskan untuk sedikit musuhan sama yang namanya cinta. Mengingat keberadaanya yang selalu bikin gue harus menghabiskan banyak tissue demi mengusap air mata. Malah diawal, gue sedikit nggak percaya sama yang namanya cinta. Bagi gue, cinta itu hanya sebatas kalimat ‘aku sayang kamu’ yang ujung-ujung nya harus berakhir dengan kata ‘aku benci kamu.’
tapi gue sadar, kalau prinsip tadi gue terapkan, otomatis gue nggak bakal ngerasain yang namanya anugerah. Mengingat kata orang kalau cinta itu anugrah. Dan anugerah itu pasti indah. Dan gue yakin, pasti dari sekian persen cinta, masih ada terselip keindahan yang bakal terpancar jikalau kita jeli memaknainya.
Cinta itu juga kontradiktif, dalam arti cinta bisa membunuh,tapi juga bisa tersenyum. Cinta bisa saja melukai orang-orang tertentu, tapi diluar sana, ada banyak orang yang tersenyum akibat cinta. Cinta juga masa transisi tercepat yang pernah gue amati. Mungkin aja tadi pagi jingkrak-jingkrak nggak karuan karna baru aja jadian, sms-in semua yang ada dikontak telpon dan bilang ‘eh tau nggak sih loe, gue baru aja jadian lo sama jajang’.eh malam nya nangis bombay karna baru aja nerima sms dari jajang yang berbunyi ‘maaf ntin, kayanya kita uda nggak cocok, aku akui kalo aku duda beranak 11,dan aku ini impoten.’
Dan rasa nya jatuh cinta juga nggak beda jauh sama pertama kali kita interview. diDada seakan ada yang ingin berontak tak karuan, meronta-ronta dan memainkan nada tak beraturan. Keringan mengucur deras, dan kata demi kata pun hilang lantaran bingung harus memulai dari mana pembicaraan ini. Dan rasa nya lega jikalau sudah menyatakannya. Seakan pintu surga sudah terbuka lebar untuk kita. Plong rasanya hati.
hmm, jadi intinya cinta itu penuh kejutan. Selalu ada tawa, senyum, bahagia, sedih, tangis, marah, dan kesal. Dan semua itu tersampul rapih dan diberi merk ‘CINTA’..
seperti lollipop, ada asin, asam, manis. Tinggal kita meilih saja, mau apakah rasa cinta kita denga si ‘dia’..

20

Banyak hal yang terjadi. Ya, tentu aja. Gue nggak ingat apa yang gue pikirkan saat mulai menapaki angka dua puluh tahun. Nggak ingat juga apa ekspektasi gue, tapi yang jelas banyak hal berjalan nggak menyenangkan di tahun ini. Gue nggak baik-baik aja.

Awal dua puluh, gue dipusingkan dengan masalah tugas akhir dan itu berlangsung sepanjang dua puluh bahkan akan terus menghantui gue sampai dua puluh satu mendatang -kalau ada. Dari dulu gue emang hampir nggak pernah serius soal kuliah dan ternyata ke-nggakseriusan gue di semester kemarin berimbas besar buat gue sekarang.

Di dua puluh, gue punya warna baru dalam hidup gue. Bisa kali, ya, disebut merah jambu? Entahlah. Awal dua puluh -meskipun setengah mati gue menyangkal- gue akhirnya sadar bahwa gue lebih dari sekadar kagum sama salah satu teman gue. Untuk pertama kalinya dalam hidup gue, gue berani menyebut apa yang gue rasakan sebagai “jatuh cinta”. Gue jatuh cinta, first time for me. Mungkin bukan pertama kalinya, tapi yang jelas itu untuk pertama kalinya gue menyebutnya “jatuh cinta”. Kata orang, jatuh cinta itu sangat dekat dengan kegilaan. Ya, itu sepenuhnya benar menurut gue. Gue sepertinya udah gila, benar-benar menggilai orang yang beberapa bulan terakhir ini gue sebut dengan “Bintang”.

Setiap harinya gue nggak pernah bisa berhenti memikirkan Bintang. Terdengar lebay dan apa-banget, tapi gue serius. Yang lebih parahnya lagi, gue selalu senyum-senyum sendiri tiap ingat apa pun tentang Bintang. Semua hal yang gue temui rasanya jadi mengingatkan gue dengan Bintang. Semua hal tentang dia jadi begitu detail. Bintang terlihat begitu sempurna di mata gue. Cuma sedikit celahnya dan kalau pun ada, gue bisa mengerti bahwa sesempurna apa pun Bintang, dia tetap memiliki kekurangan.

Sayangnya, dia adalah Bintang. Selamanya, yang namanya bintang hanya ada di langit dan mustahil untuk dimiliki. Bintang memang diciptakan untuk dikagumi dari jauh, bukan untuk berada dalam genggaman. Well, gue sangat menikmati masa-masa menjadi secret admirer-nya Bintang. Sampai saat ini masih begitu walaupun gue udah merasa terangnya Bintang nggak lagi cukup menyilaukan gue dan membuat gue seterpukau dulu.

Di dua puluh ini, untuk pertama kalinya juga gue in relationship dengan seseorang. Rasanya ternyata biasa aja. Mungkin itu karena gue nggak terlalu ngerti dengan apa yang gue lakukan -seringkali begitu. Bahkan saat dia tanya kenapa gue sampai bisa memutuskan untuk in relationship, gue nggak punya ide untuk menjawab pertanyaan itu. At least, itu adalah sebuah pengalaman. Iya, kan?

Seseorang yang memberi pengaruh yang cukup besar buat gue adalah orang yang gue sebut “lelaki abu-abu”. Gue mengenal dia sejak masih sembilan belas, tapi gue baru tahu bahwa gue dan dia nggak bisa jadi sekadar teman saat dua puluh ini. Jujur, banyak hal yang berubah setelah lebih dekat dengan orang itu. Lebih ke pemikiran gue. Itu yang membuat gue kadang berpikir: kenapa gue harus kenal sama orang ini, sih?. Gue seringkali pengen kembali jadi gue sebelum kenal orang itu. Gue ngak mau tahu tentang apa pun yang sekarang gue tahu dari orang itu. Gue mau tetap memandang semuanya putih, tanpa hitam dan abu-abu. Naïf, tapi gue lebih suka mengingkari hal buruk yang sebelumnya gue yakini nggak ada dan berharap hal buruk itu nggak akan pernah menyentuh kehidupan gue.

Awalnya, gue pikir, dari lelaki abu-abu itu gue cuma mempelajari dua hal. Pertama, ternyata ada -dan sepertinya banyak- cowok yang menilai seorang cewek dari ukuran-ukuran tertentu. What the … -_-. Kedua, kehidupan nyata itu ternyata bisa jadi terlalu sinetron. Tapi ternyata gue salah. Orang itu melakukan lebih banyak dari sekadar membuat gue mengetahui kedua hal itu. Ternyata orang itu datang ke kehidupan gue untuk memasukkan kata “selingkuh” dan “patah hati” dalam kamus hidup gue. Haruskah gue berterimakasih? -,-

Dulu, gue yakin banget kalau suatu saat nanti gue punya pasangan, gue akan jadi orang yang setia. Sekarang gue tahu bahwa keyakinan awal gue itu salah. Dulu, gue juga selalu nggak habis pikir sama cewek yang patah hati sampai nangis cuma gara-gara cowok. That’s really something not important to do. But, pada akhirnya gue termakan omongan gue sendiri. Lelaki abu-abu itu bikin gue nangis gara-gara cowok untuk pertama kalinya dan menyebut keadaan gue itu sebagai “patah hati”. Good job, Al! -_-


Kehilangan yang bikin gue nyaris gila -dan ini yang terburuk- adalah kehilangan diri gue sendiri. Gue bahkan sering berpikir siapa gue yang sekarang, apakah diri gue sebenarnya atau diri gue yang bertopeng yang sedang memegang kendali atas diri gue. Semua membingungkan. Gue semakin kesulitan berteman dengan diri gue karena bahkan kami nggak bisa berkomunikasi dengan baik lagi. Parahnya, gue merasa ada dua orang yang berebut untuk mengendalikan diri gue.

Walaupun sering merasa sendirian -apalagi sepanjang dua puluh ini, gue bersyukur masih ada beberapa orang baik yang gue temui dan memberikan semangat positif buat gue. Gue harus percaya bahwa Tuhan masih sayang sama gue. Jadi, nggak ada alasan untuk gue nggak menyanyangi diri gue sendiri.

Dua puluh ini penuh warna, meskipun lebih banyak warna gelap yang mendominasi. Gue sempat berpikir, kenapa dua puluh ini nggak di-skip aja?. Tapi karena that’s something impossible, gue cuma bisa berharap dua puluh menjadikan diri gue pembelajar yang baik agar nggak menyia-nyiakan waktu di dua puluh satu mendatang -kalau ada.

12 Ciri-Ciri Cowo Jatuh Cinta Sama Cewe


1. Ngasi perhatian lebih
Misalnya, di kampus lo lagi mules gara-gara PMS. Eh udah gitu si Doi dateng and langsung kasi nafas buatan (lho? Maunyaaaa!!). Eh salah deh, maksudnya si doi langsung kasi pertolongan pertama, misalnya,”Haduh, mules banget ya? Ini gue ada teh manis anget, minum yaah...” Abis ngasi teh, trus dia yang nawarin jasa anterin pulang ke rumah lo. Pokonya hari itu dia beda banget deh sama yang biasa. Hoehaheho :D

2. Nggak Mau Nyusahin
Misalnya, dia lagi nggak punya pulsa. Trus lo smsin dia 1000 kali (kerajinan bener!) tapi nggak dia bales. Lalu lo telpon dia dan nawarin, “Mau gue beliin pulsa nggak?” Tapi si Doi bilang nggak mau, ya meskipun tuh doi mau pulsa gretongs, but doi gak mau nyusahin lo meskipun cuma dikasi pulsa goceng and doi bisa gantiin pulsa.

3. Nggak Gampang Bikin Janji
Kalo lagi jatuh cinta, cowo nggak mau asal janji sama cewe soalnya dia takut kalo dia nggak bisa penuhin janji itu dan nggak dipercayai lagi sama cewenya. Misalnya, ada cowo ngejanjiin ke lo, “Honey, aku janji deh bakal setia sama kamu. Aku cuma mau KAWIN sama kamu. Aku janji akan selalu cinta sama kamu. And blablabla...” halah, ini mah gombal doang. Jangan percaya deh sama kata-katanya kayak gini, lagian juga JODOH DITANGAN TUHAN, LO BISA BERENCANA TAPI TUHAN YANG NENTUIN! (berdasarkan pengalaman pribadi).

4. Nggak Punya Alesan Kalo Dia Suka
Cowo yang cinta sama lo, nggak bakal muluk-muluk malah nggak punya alesan untuk ngejawab ketika lo tanya dia, “Kenawhy lo sayang gue?” kalo dia jawab, “Karena kamu cantik, kamu seksi, kamu bohay...” Huwahaha gombal tuh! Hati-hati, jangan-jangan tuh cowo PEKA lagi! Wuakakakak

5. Mau Tau Aja!
Misalnya, dimana dan kapan saja lo berada, dia akan selalu telpon or sms lo, “Hey, lagi dimana? Lagi ngapain? Udah makan blom? Udah minum? Udah boker? Udah ngupil?” Pokonya kebanyakan pertanyaan deh kayak wartawan. Mau tauuuuu ajaaaah!

6. Punya Jargon Sendiri
Jargon tuh maksudnya kata-kata yang lo dan dia tau or kata yang kalian bikin untuk memperdekat hubungan. Misalnya, lo panggil dia MONYET BUDUK and dia panggil lo KEBO BUNTING. Cieee, so swit bangeeet! Huwahahaha

7. Lebih ROMANTIS
Misalnya, tumben-tumbennya nih dia kasi SMS yang ROMANTIS gela gitu sama lo. Trus setiap saat dia akan slalu menyapa lo di telpon or sms, seperti : “Hai, Met Malem. Bobo yang nyenyak yah... Mau ditemenin bobo nggak? Aku rela kok jadi gulingmu (lho?)” ekekekekek...

8. Menerima Lo APA ADANYA bukan ADA APANYA!
Mau lo bau ketek, lo jelek, lo punya jerawat banyak, lo bego, lo lemot, pokonya apapun kekurangan lo minumnya teh botol sosro! (lho?). Maaf, maksudnya apapun kekurangan lo, dia akan selalu menerima lo apa adanya dan tetep tergila-gila ama lo. Suiitt suiiittt.. (tapi khusus yang ini udah jarang banget bo ditemuin sekarang!)

9. Rela Meluangkan Waktunya Untuk Lo
Meskipun si doi tau kalo besok bakal UTS and musti belajar sekarang, but doi nggak mau nih melewatkan sedikitpun waktunya bareng lo. Dia rela meluangkan waktunya walopun cuma sedikit. Dia juga bakal rela meluangkan waktunya walopun dia nggak suka untuk melakukannya. Misalnya, lo ngajak dia shopping ke Blok A Tenabang (you know lah Blok A kan sesaknya minta mampusss!!). Ya meskipun si doi nggak suka shopping apalagi musti ke tempat yang crowded, but demi lo apa sih yang nggak bakal doi lakuin. Huwahahaha...


10. Dia Berprinsip Bahwa LO ADALAH CEWE SATU-SATUNYA!
Misalnya, lo dan dia lagi pedekate nih. Nah kalo emang dia serius pengen berhubungan sama lo, dia nggak bakal lirik-lirik cewe laen dengan chatting sama cewe laen (yang SKSD gt trs ngajakin ketemuan and blablabla), kirim wall nggak penting ke cewe laen (misalnya, “Hai, makasih udah di konfirm. Disana siapa ya? Anak mana?”), trs cuma LO yang dia sms-telponin dan cuma sms-sms LO yang nggak dia apus! Wuiihh...


11. Dia Akan Membangga-banggakan DIRI LO di depan IBUNYA!
Menurut survey gue nih ya, ternyata sebagian besar cowo banyak juga lhoo yang suka curhat sama ibunya. Nah kalo dia emang cinta sama lo, dia bakal cerita berjuta kata kepada ibunya and said, “Ibu, aku cinta banget deh sama dia. Dia beda dengan cewe lain. Dia lucu, baik hati, tidak sombong, and rajin menabung. Aku bener-bener terpesona nih Bu. Harus gimana ya bu biar dia klepek-klepek sama aku?” Wuuiih so swit bener. Oia satu lagi, kalo cowo model gini nih ya, biasanya dia akan MENGHORMATI LO seperti DIA MENGHORMATI IBU NYA! Prikitieeeeww...


12. Nggak Mau MACEM-MACEM sama LO!
Nah yang ini nih gan, kalo cowo lo emang bener-bener CINTA sama lo, dia nggak bakal minta yang ‘macem-macem’ sama lo. Misalnya dia ngomong gini, “Aduh honey, dingin banget nih. Peluk aku dong. Iih bibir kamu seksi, aku icip boleh nggak? Leher kamu juga seksi... Kamu sayang nggak sama aku? Kita ‘MAEN’ bareng nyok...” Huwahaha, gue saranin CEPETAN LO PUTUSIN COWO MODEL GINI! Ini namanya COWO PEKA alias PENJAHAT KELAMIN!! Hati-hati lhooo, jaman sekarang udah banyak banget cowo model gini yang beredar dimana-mana!